+62 (0717) 422145
Link Penting UBB

Artikel Feature UBB

Universitas Bangka Belitung's Feature
28 Juli 2008 | 03:19:27 WIB


Kalender Bundar yang Kontroversial


Kalender di masa lampau sangat berbeda dengan kalender modern yang kita kenal sekarang. Lalu, seperti apakah kalender zaman dulu? Temuan dari zaman perunggu yang diperkirakan berusia 3600 tahun di Nebra, Jerman, menguak misteri sejarah kalender. Kepingan itu akhirnya disebut sebagai kepingan Nebra, sebuah logam bundar yang dihiasi simbol matahari, bulan dan bintang.

Para ahli arkeologi menyimpulkan bahwa kepingan tersebut berguna untuk melacak empat kunci utama penanggalan selama satu tahun penuh pada zamannya. Penanggalan tersebut utamanya digunakan demi penyelengaraan seremonial keagamaan. Kepingan Nebra disebut sebagai satu dari temuan paling sensasional dan controversial di bidang arkeologi dalam sepuluh tahun terakhir. Artefak Nebra sudah ditemukan sejak 1999 silam oleh pemburu harta karun. Adalah polisi Basel, Swiss, yang menangkap mereka dan menyita barang tersebut. Namun selama ini ilmuwan masih diliputi misteri mengenai apa sesungguhnya kegunaannya. Kepingan dengan lebar 32 sentimeter tersebut berasal dari zaman perunggu dan kemungkinan memiliki versi palsunya.

“Arkeolog Jerman tidak yakin betul bahwa temuan ini palsu. Bisa jadi selama ini terpendam sekian lama dan tergali tak sengaja akibat halilintar,” ungkao Peter Schauer, ilmuwan dari University of Regensburg seperti yang dikutip BBC News belum lama ini.

Dalam studi terakhir tentang artefak itu, Emilia Pasztor dari Matrica Museum di Hunggaria dan Curt Roslund dari Gothenburg University, Swedia, menetapkan bahwa kepingan Nebra berasal dari tahun 1800 sebelum masehi.

Dua lengkungan emas di bagian luar kepingan menyimbolkan matahari terbit dan tenggelam yang bergerak secara horizontal antara gerakan matahari musim dingin dan panas. Lengkungan itu sekitar 82 derajad, melambangkan perjalanan matahari pada latitude yang spesifik.

Namun keabsahan bahwa artefak itu adalah kalender kuno, masih menjadi kontroversi di kalangan ilmuwan sendiri. “Saya tak yakin bahwa mereka sudah menggunakan instrumen untuk mengobservasi objek di angkasa,” argumen Curt Roslund, astronom dari Gothenburg. Perdebatan mereka diulas dengan rajin di jurnal Antiquity.

Source : NetSains

Feature UBB

Berita UBB

UBB Perspectives